widgeo.net

Jumat, 04 Februari 2011

Artikel

Amar Ma’ruf Nahyi Munkar
          Amar ma’ruf nahyi munkar atau lebih dikenal dengan menyuruh kebaikan dan mencegah kemunkaran berasal dari Al Amr (menurut ahli Ushul) yang artinya tuntutan suatu perbuatan dari yang lebih tinggi derajatnya, untuk meminta bawahannya mengerjakan pekerjaan yang tidak boleh ditolak. Sedangkan nahyi menurut ahli Ushul adalah tuntutan untuk meninggalkan sesuatu atau biasa disebut larangan (man’un). Sehingga dapat disimpulkan bahwa amar ma’ruf nahyi munkar adalah tuntutan atau kewajiban yang harus dilaksanakan segala kebaikan yang berdasar kepada aturan Allah SWT. Atau dapat pula diartikan perintah yang diberikan oleh yang lebih tinggi derajatnya yaitu Allah SWT. dengan meninggalkan dan mencegah segala laranganNya. Sehingga kita sebagai umatnya harus dapat beramar ma’ruf nahyi munkar, sebab Allah begitu tegas memerintahkannya dengan tujuan agar orang-orang yang jahat tidak dapat menguasai orang-orang yang baik, seperti sabda Rosulullah SAW. :
“Hendaklah Kalian benar-benar menyuruh kepada yang ma’ruf dan benar- benar mencegah dari yang munkar, atau benar-benar Allah akan menjadikan orang-orang yang jahat diantara kalian berkuasa atas orang-orang yang baik diantara kalian, lalu do’a mereka pun tidak akan dikabulkan.” (Diriwayatkan Ibnu Ady, At-tirmidzi dan Al-Baghawy)

Subjek Amar Ma’ruf Nahyi Munkar (Penegak Kebenaran)
            Dalam perkara beramar ma’ruf nahyi munkar, pasti ada segolongan (manusia) yang benar-benar melaksanakannya atau bias diistilahkan sebagai penegak kebenaran. Maksud dari segolongan (manusia) disini adalah semua individu atau setiap orang muslim laki-laki atau perempuan, alim atau awam sesuai dengan kemampuan dan ilmunya. Orang-orang ini apabila melihat kemunkaran, mereka tidak akan tinggal diam, karena mereka takut akan azab Allah apabila mereka membiarkannya, seperti sabda Rosulullah SAW. :
“Sesungguhnya apabila manusia melihat kemunkaran lalu tidak merubahnya, maka begitu cepat Allah akan menyebarkan azab kepada mereka.”
Pencegahan Kemunkaran
             Mencegah kemunkaran merupakan tiang pokok yang menjadi tumpuan tegaknya kepentingan masyarakat yang baik, dan merupakan ciri dari masyarakat Islam. Untuk itu sebagai umat Islam, kita harus melakukan upaya dalam mencegah kemunkaran tersebut. Upaya pertama dalam mencegah kemunkaran ini bias dilakukan dengan mengajak kebaikan. Apabila kita meninggalkan upaya ini, maka rusaklah masyarakat, rusaklah akhlaq dan jeleklah pergaualan.
Seperti yang sudah diuraikan tadi, upaya dalam mengajak kebaikan demi mencegah kemunkaran merupakan kewajiban semua individu yaitu setiap orang muslim laki-laki dan perempuan. Seperti sabda Rosulullah SAW. :
“Barang siapa melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangan, jika tidak mungkin maka dengan lisan, jika tidak mungkin maka dengan hati. Dan itulah selemah-lemahnya iman.”
(Riwayat Muslim)
Adapun tahapan yang bisa dilakukan dalam mencegah kemunkaran, diantaranya :
  1. Dimulai dengan pengenalan.
  2. Nasihat lewat kata-kata yang halus.
  3. Celaan dan teguran yang keras. Celaan disini bukan berarti dengan kata-kata yang keji, tapi bisa dicontohkan dengan kata-kata “Wahai orang bodoh, apakah kamu tidak takut kepada Allah?.”
  4. Mencegah secara paksa, seperti merusak alat-alat judi memusnahkan khamr.
  5. Menakut-nakuti dan mengancam dengan menggunakan pukulan, hingga dia menghentikan kemurkaannya, tapi dalam melakukan upaya ini dibutuhkan bantuan pemimpin.
Dalam buku Al-Ghazali, sangat detail bahwa orang yang menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran termasuk orang-orang yang beriman, karena sebaik-baiknya manusia adalah yang memberikan manfaat kapada orang lain, dan sejelek-jeleknya manusia adalah yang mendatangkan kerugian bagi orang lain. Adapun keterengan lain, diantaranya :
“Barang siapa menyuruh kepada kebaikan dan mencegah yang munkar, ia adalah khalifah Allah serta khalifah kitab dan RasulNya di bumi.”
Nabi Musa juga berkata : “Wahai Tuhanku, apa balasan bagi orang yang mengajak saudaranya kepada kebenaran, menyuruhnya berbuat kebaikan, dan mencegahnya dari kemunkaran?” Allah menjawab : “Untuk setiap kat, Aku tuliskan sebagai ibadah sunnah untuknya dan Aku merasa malu untuk mengazabnya dengan api neraka.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar